HADITS Arbain ke 21
عَنْ أَبِي عَمْرو، وَقِيْلَ : أَبِي عَمْرَةَ سُفْيَانُ بْنِ عَبْدِ اللهِ الثَّقَفِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِي فِي اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَداً غَيْرَكَ . قَالَ : قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ
[رواه مسلم]
🌾Penjelasan:
Ucapan قُلْ لِي فِي اْلإِسْلاَم (katakanlah kepadaku dalam uslam), " artinya dalam syariat islam. " قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَداً غَيْرَكَ (Suatu ucapan yang aku tidak akan bertanya lagi tentangnya kepada seorangpun selainmu)," artinya perkataan yang menjadi batasan yang jelas, mencakup dab kuat.
Maka Rasulullah bersabda padanya: " قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ (Katakanlah aku beriman pada Allah ), "yang tempatnya dalam hati, " ثُمَّ اسْتَقِمْ (kemudian beristikomahlah)" dalam ketaatan kepada Allah, dan ini dilakukan oleh anggota badan.
Hadits ini bersifat jaami" (mencakup dan menghimpun perkara-perkara yang luas), dan termasuk diantara hadits-hadits yang bersifat demikian.
Sabda beliau: " آمَنْتُ بِالله (Aku beriman pada Allah)," mencakup ucapan lisan dan perkara hati. Para ulama mengatakan: "Yang dimaksud perkataan hati adalah menetapkan dan mengakuinya.
آمَنْتُ بِالله
(Aku beriman pada Allah) artinya aku mengikrarkannya sesuai dengan apa yang diwajibkan kepadaku, berupa iman terhadap keesaan Allah dalam hal Rububiyah, Uluhiyan serta Asma" dan SifatNya.
Kemudian setelah beriman, " اسْتَقِمْ" (beristiqomahlah), "artinya berjalanlah diatas shirathul mustaqim (jalan yang lurus), dan janganlah engkau melanggar ketentuan syariat, tidak melenceng ke kanan dan tidak juga ke kiri.
(Syarhul Arba"iin an-Nawawiyyah, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin)
Follow
✏twitter: @fajarardhys
📙channel telegram: @tetaplurus , @muhammadiyah
📚blog: http://tetaplurus.blogspot.com